Hexar dipasangi senjata taktis antiteror serta air softgun yang
berfungsi untuk mengurai rangkaian bom agar tidak meledak.
Ilustrasi robot
(thinkstockphoto)
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(PENS ITS) berhasil merakit robot penjinak bom yang dinamai Hexar.
Butuh waktu sekitar dua tahun merakit Hexar. Berbahan alumunium dengan
tinggi kurang lebih 1,5 meter, Hexar sekilas terlihat seperti tank. Namun,
Hexar memiliki enam roda yang memungkinkannya dapat berjalan di segala medan.
Menurut mahasiswa perakit Hexar, Ryan Adzadi, robotnya bisa dikendalikan
dengan komputer dan dapat berjalan hingga 10 kilometer. Robot ini juga memiliki
semacam alat penjepit (gripper) untuk membawa bahan peledak.
"Robot unik segala medan ini sengaja didesain untuk menjinakkan bom,
dapat digunakan untuk membantu polisi menangani aksi terorisme," kata Ryan
di Surabaya, Selasa (4/9) lalu.
Robot berfungsi sebagai pengganti manusia untuk mendekati objek atau
sasaran yang membahayakan. Dalam sebuah uji coba, Hexar terbukti dapat
mengintai dan mendekati sasaran bom yang tersembunyi.
Keistimewaan lain Hexar adalah kemampuan merekam suasana dengan empat
kamera di tiap sudutnya. Tak hanya itu, Hexar juga dipasangi senjata taktis
antiteror serta air softgun yang berfungsi untuk mengurai
rangkaian bom agar tidak meledak.
Sedangkan Endra Pitowarno, dosen pembinanya, mengatakan, robot penjinak bom
tersebut masih merupakan rintisan atau sebagai bahan pengembangan pendidikan.
"Belum ada rencana untuk diproduksi secara massal," jelasnya.
(Gloria Samantha/Pelbagai sumber)
(Gloria Samantha/Pelbagai sumber)
No comments:
Post a Comment